Smile Elearning

logo-footer

NEW DELHI – Delegasi Indonesia yang terdiri dari delapan perwakilan Kementerian Kesehatan RI dan lima tim senior UNDP SMILE baru-baru ini mengunjungi India dalam rangka Tukar Belajar (learning exchange) terkait digitalisasi sistem imunisasi yang sukses diterapkan melalui SMILE, eVIN dan CoWIN. Selain memfasilitasi transfer pengetahuan seputar infrastruktur sistem, big data dan aspek operasional, kegiatan ini juga mengeksplorasi tantangan dan faktor keberhasilan dalam mendorong transformasi digital kesehatan bagi Indonesia dan India.

UNDP Resident Representative in India, Ms. Shoko Noda, menyambut baik delegasi Indonesia sebelum pengenalan sistem eVIN and CoWIN. Sesi ini menjelaskan kesuksesan India dalam pelaksanaan sistem Electronic Vaccine Intelligence Network (eVIN) yang diluncurkan pada 2015 –kemudian diadopsi sebagai Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik secara Elektronik (SMILE) di Indonesia pada 2018 lalu. eVIN adalah solusi digital inovatif yang digagas Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Republik India, bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Gavi, the Vaccine Alliance.

Sistem eVIN atau Jaringan Intelijen Vaksin Elektronik ini telah diterapkan di 733 distrik dari 36 negara bagian dan wilayah persatuan India. Memiliki pemantauan digital di lebih dari 29.000 titik rantai dingin vaksin, eVIN melayani sekitar 5,5 juta transaksi dan manajemen logistik vaksin setiap bulan serta mendukung tingkat ketersediaan vaksin di 99% fasilitas kesehatan di India. Teknologi digital ini mampu menginformasikan secara real-time stok vaksin, aliran, dan suhu penyimpanan vaksin di seluruh India.

Menurut Abhimanyu Saxena, Senior National Program Manager for Health System Strengthening (CoWIN and eVIN) UNDP India, keberhasilan eVIN berperan penting dalam proses konseptualisasi dan pengembangan sistem COVID-19 Vaccine Intelligence Network (CoWIN). Platform digital untuk pendaftaran dan pengelolaan vaksinasi COVID-19 (serupa dengan aplikasi PeduliLindungi) ini diluncurkan oleh Pemerintah India pada 2021 lalu. Saat ini, dengan lebih dari 940 juta pengguna, CoWIN telah berhasil mengelola dan mendistribusikan lebih dari dua miliar vaksin COVID-19 di India.

Kesuksesan eVIN telah menginspirasi Kemenkes RI bersama UNDP Indonesia dan didukung oleh Gavi, the Vaccine Alliance untuk mengadopsi ekosistem teknologi yang sama melalui Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik secara Elektronik (SMILE). Sejak diluncurkan 2018 silam untuk imunisasi rutin, SMILE telah diperluas untuk mendukung program vaksinasi COVID-19. Kini, lebih dari 428 juta dosis vaksin COVID-19 telah didistribusikan melalui 12.000 fasilitas kesehatan pengguna SMILE di 34 provinsi di Indonesia. Selain itu, dengan pemasangan sekitar 5.000 alat pemantau suhu jarak jauh berteknologi Internet of Things (IoT) telah memungkinkan pengelola vaksin di seluruh Indonesia untuk memantau suhu penyimpanan vaksin secara digital kapan saja dan di mana saja melalui aplikasi telepon genggam. Teknologi ini berhasil memastikan kualitas vaksin dan mengurangi pembuangan vaksin.

Guna mendalami pelaksanaan dan manfaat sistem eVIN dan CoWIN, delegasi Kemenkes RI dan UNDP SMILE mengunjungi Rumah Sakit Dr. Ram Manohar Lohia (RML) di New Delhi. Staf kesehatan setempat mendemonstrasikan prosedur vaksinasi, mulai dari pendaftaran, mencatat nomor batch dan sesi vaksin, hingga menerbitkan sertifikat, dengan lancar menggunakan CoWIN. Tim lalu melanjutkan kunjungan ke fasilitas kesehatan pengguna eVIN di distrik Ghaziabad untuk mengamati pemasangan alat pemantau temperatur vaksin dan proses pemantauan digital untuk logistik vaksin. Sistem eVIN telah mencakup 100% titik rantai dingin vaksin di Ghaziabad, distrik terpadat di India dengan total populasi 3,9 jiwa.

Di hari ketiga kunjungan, tim mempelajari infrastruktur server cloud eVIN dan CoWIN. Kedua sistem ini berbasis teknologi aplikasi dan perangkat lunak, intelijen bisnis, tata kelola big data, arsitektur dan analitik data yang sama. eVIN menggunakan teknologi Big Data Architecture terkemuka untuk mengelola dan memproses data yang sangat banyak dan pengembangan berbasis API guna memastikan interoperabilitas dan pertukaran informasi tanpa hambatan. Didukung sistem serupa, CoWIN telah mencapai rekor penting, menangani lebih dari sembilan juta vaksinasi dalam sehari (pada 21 Juni 2021) dengan waktu aktif server 100% dan respon kilat, menangani transaksi 30.000 vaksinasi per detik.

Di balik ekosistem operasional eVIN dan CoWIN yang kuat, antara lain didukung oleh Help Desk Center yang berlokasi di Noida, Uttar Pradesh. Help desk ini secara substansial menangani keluhan dan memberikan informasi tentang vaksinasi, melalui panggilan telepon dan aplikasi. Berdiri sejak 2020, pusat ini memberikan layanan bantuan 24 jam dan 7 hari dalam seminggu, terbagi dalam tiga shift per hari dengan 20 petugas helpdesk dan satu supervisor setiap shift.

“Program Tukar Belajar (learning exchange) ini tidak hanya memberikan peluang bagi tim Kemenkes RI untuk belajar banyak dari pengalaman India, tetapi juga merupakan kesempatan bagi rekan-rekan kita di India untuk menunjukkan inovasi digital kesehatan dan kisah sukses mereka yang luar biasa. Kami sangat berterima kasih atas pertukaran pengetahuan dan keahlian teknis. Belajar dari tingkat keefektifan biaya yang tinggi dari sistem eVIN dan CoWIN, kepuasan pengguna akhir dan interoperabilitas kedua sistem ini adalah pelajaran penting untuk meningkatkan infrastruktur sistem digital kesehatan kita di tanah air, khususnya guna memastikan program imunisasi yang efektif.” ujar Boga Hardhana, perwakilan Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Kesehatan RI.

Mengakhiri kunjungan, delegasi Indonesia juga bertemu perwakilan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, Republik India, Mr. Lav Agarwal (Additional Secretary – International Health and CoWIN) dan Dr. Veena Dhawan (Additional Commissioner, Immunization Division), beserta Joint Secretary Kementerian Luar Negeri India, Ms. Abhilasa Joshi. Delegasi kedua negara membahas beberapa agenda penting seperti mempromosikan akses teknologi digital kesehatan melalui pertukaran teknologi, pengetahuan dan solusi inovatif, dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan.

National Project Manager UNDP SMILE, Vidia Darmawi menambahkan, “Kunjungan ini menjembatani dialog intens antara pembuat kebijakan dan tim senior UNDP, Kemenkes RI, Kemenkes dan Kemenlu India. Diskusi kami juga memberikan pemahaman mendalam tentang praktik-praktik baik, kebijakan dan pendekatan strategis terkait transformasi digital kesehatan dan untuk memperluas sistem SMILE di Indonesia. Kami sangat senang, perluasan SMILE mulai 2023 nanti juga akan mencakup layanan obat-obatan dan peralatan kesehatan, serta pengelolaan limbah medis. Kami berharap mendapatkan dukungan teknis dan pendampingan yang berkelanjutan guna pelaksanaan program yang lebih efektif.”

Kerjasama Selatan-Selatan antara Indonesia dan India sangat penting dalam memperkuat dampak positif solusi digital kesehatan yang inovatif. UNDP akan terus memanfaatkan jaringan inisiatif globalnya yang luas, untuk memfasilitasi program berbagi pengalaman dan pengetahuan, dan melakukan peningkatan kapasitas berkelanjutan untuk meningkatkan dampak kesehatan menuju pencapaian target SDGs.